Senin, 21 Januari 2019

“Kejadian Aneh Membawa Ku Kepada Dia”



“Kejadian Aneh Membawa Ku Kepada Dia”

Malam itu hujan rintik – rintik membasahi tanah, dan bunyinya kedengaran merintik di atas genteng. udara dingin malam itu menusuk sampai ke tulang-tulang;  
Aku, Sarah, Nita dan Esita santai menikmati secangkir kopi hangat, duduk di teras kamar sambil menikmati rintikan hujan yang temponya tidak berubah-ubah. Nikmat sekali rasanya menikmati kopi bareng-bareng sambil ditemani hujan.
 ”Eh kamu sedang memikirkan apa”? Sontak Nita menanyakan aku yang larut melamun dari tadi, “Um.. tidak , aku tidak sedang memikirkan apa-apa, hanya melamun biasa saja” jawab ku.  Aku tidak ingin mereka tahu, aku sedang memikirkan apa malam itu.
Malam ini adalah malam terakhir kami Bersama di acara kegiatan perpisahan sekolah ku, SMA Methodist angkatan 2015. Malam ini tidak ada yang spesial, aku memikirkan seseorang yang mungkin tidak sedang memikirkan ku. Pikiranku melayang-layang tak tentu arah di bawah rintikan hujan dan dingin nya malam. Perasaan ku bergejolak tak bisa ku jelaskan. Aku ingin sekali berbicara kepadanya, menikmati malam terakhir ini bersamanya sebelum memilih pergi melanjutkan kuliah masing-masing. tapi… tidak ! aku hanya terlalu mengharapkannya.
Berrrrrrrrrr……. Tetiba  Nita membuyarkan lamunanku “Va, masuklah, ngapain sih kamu, hayoo tidur”. Lalu aku sadar dari lamunanku dan berteriak “ah kamu bikin aku kaget saja”. “Hujannya tidak akan berhenti, besok pagi sekali kita akan beres-beres dan siap-siap pulang ke kota” kata Nita sahabatku, “ya.. sebentar, nanti aku akan masuk , kamu tidur saja, aku masih ingin menikmati gelap dan dinginnya malam Nit”. “Oke namun jangan lama-lama va, nanti kamu masuk angin, dan….. kesambet hantu cinta hiks hiks”. “ih bisa saja lu, ngaco ngana Nit hehehehe, yaudah nanti aku akan segera tidur.” Ucapku mengakhiri perjumpaan kami di teras kamar , lalu Nita pergi tidur kembali dan meninggalkan ku sendirian lagi di teras.
(dalam hayalanku) “mungkin memang bukan seharusnya seperti yang kuharapkan itu, aku hanya ingin bercerita sedikit dengannya, aku mengagumi nya sejak duduk di bangku kelas satu. dan ini tahun ketiga aku masih bersifat sama, masih mengagumi nya. entahlah mengapa aku begitu padanya.”
“hmmm ah sudahlah aku sudah mengantuk,” batinku
lalu tak lama kemudian aku pun meninggalkan teras dan pergi tidur , tidur bareng sahabat-sahabat ku yang sudah tidur sedari tadi saat aku masih melamun di teras,.
aku sangat senang bisa melewati tahun-tahun yang indah Bersama sahabat-sahabatku , tapi… aku sangat sedih sebentar lagi kami akan berpisah untuk melanjutkan langkah hidup kami selanjutnya, mungkin ada melanjutkan perjuangannya di bangku kuliah, bekerja atau mungkin menikah hm,.. kalau aku memilih untuk kuliah karena niatku untuk keliling dunia harus terwujud.
belom lama aku tertidur tiba-tiba……
dringgggggg… dringgggggggg (suara dering hp ku berbunyi)
tangan ku bergerak meraba raba untuk meraih handphone ku, tanpa melirik sedikit pun aku langsung mematikannya. tapi ia terus berdering, mata ku begitu tak ingin terbuka. aku tau aku sangat mengantuk. Tapi handphone tak mendukung tidur ku. ia masih saja berdering. akhirnya dengan mata sedikit terbuka aku melihat panggilan yang masuk ke handphone ku dengan pandangan samar- samar.
DAN .., aku seperti melihat panggilan dari huruf D lalu,.. yah ! benar ! Dion menelponku.
Jebbbbbbbbbbbb………. Mataku langsung terbuka dan spontan aku bangun dari tidur ku. tak ku sangka aku akan di telpon oleh nya, sungguh! entahlah aku seperti merasakan darah ku berhenti mengalir 2 detik dan detak jantungku berdetak semakin cepat, temponya tak beraturan. Sumpah , aku merasakan hal yang aneh, belom pernah detak jantungku sekencang ini. aku berdiri di depan kaca , ku lihat wajahku yang senyum-senyum tak karuan. Aku benar- benar merasakannya.
Dion ngomong setelah aku mengangkat telponnya ;
Halo… ? Eva, va?
Yaa..h.h kenapa?
Sorry , Va ini aku Dion, aku… kami.. suaranya terpenggal-penggal,,
dion, halo,  Dion kenapa????
Tiba-tiba telponnya mati,
Aku sedikit bernada tinggi , aku sedikit panik seperti ada sesuatu terjadi pada nya dan teman-temannya. dalam keadaan kepanikanku, tetiba handphone yang masih ditanganku berdering kembali, sesegera mungkin aku mengangkatnya :
Halo??? Va? Sorry mengganggu ,
Yaa tak apa, ada apa ? apa yang terjadi, kok suaranya gaduh yah dion?
Tidak ada apa-apa va, boleh ke kamar 303 va? Sekarang, kami tunggu ya ! (dengan nada ketakutan ) tiba-tiba telpon nya mati lagi.
Malam itu jam sudah menunjukkan pukul 12.00 ,  aku merasa seperti ada sesuatu terjadi di sana, tak pikir panjang aku segera berkemas merapikan rambut ku yang sudah berantakan karena sudah sempat tidur. Karena mereka meminta ku dan aku pun segera pergi kesana. tak lama aku sudah hampir menuju kamar 303 dan Celo sahabat Dion sudah menunggu ku di depan pintu. Masih ku rasakan detak jantungku yang tidak beraturan, pipiku memerah dan aku sangat grogi , apalagi saat kaki ku yang melangkah sedikit lagi akan sampai di kamar 303. kenapa aku se-grogi ini ya? aku … duh ada apa ya? Kenapa Dion menelpon ku, apakah Dion tahu kalau aku mengaguminya dan ia akan mengutarakan isi hatinya? Gumamku ke GR’an dalam hati . Saat ketika aku sampai didepan pintu Celo spontan menarik tanganku untuk masuk dan……… aku terkejut melihat Dion dan teman satu kelas nya IPA 1 berkumpul di kamar Dion yang sempit dimana kapasitasnya kamar itu hanya untuk dua atau tiga orang saja. Belom sempat aku melepaskan sendal jepitku dion berkata ;
“Va, maaf kami mengganggu tidur mu dan ada sesuatu yang ingin katakan karena mungkin kamu bisa membantu kami.”
“Ada apa?” jawab ku aneh
“begini va, awalnya aku dan Celo pergi membeli pop mie ke sebuah warung di sekitaran hotel ini, tapi kami ceroboh, disepanjang jalan kami bercerita sambil tertawa-tawa dan sehabis kami tertawa disepanjang jalan menuju hotel aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh dan bulu kuduk kami berdiri dan kami ketakukan,  seperti ada mahluk halus mengikuti kami sampai ke kamar ini.”  ucap Dion.
Lalu spontan aku tertawa, “lucu yaaaa… haha”
“Va, kami tidak bercanda” kata Celo seraya meyakinkan ku. aku tertawa hanya karena aku tak menyangka seorang laki-laki seperti Dion dan Celo adalah penakut.
Ditengah cerita mereka yang menurut aku aneh dan tidak masuk akal, tetiba saja “Tokk tokk tokkk”  suara pintu diketuk sebanyak 3 kali.
Oh God…. ! yang benar saja, iman goyah dan aku benar-benar ketakutan !!! batinku
Aku dan semua yang ada di kamar 303 tiba-tiba saja merasakan suasana yang mencekam.
Selama 10 menit hal-hal jail dan aneh menakut-nakuti kami, mungkin roh halus itu marah kepada Dion dan Celo oleh karena mereka tidak menjaga sikapnya.
Bunyi-bunyian yang aneh semakin menjadi-jadi, akupun tak bisa mengontrol diriku. Bayangkan saja ketika pintu diketok lalu kami membuka nya ASTAGA tak seorang pun berdiri didepan pintu itu, sungguh menyeramkan,  dan seperti ada seseorang mengetuk jendela kamar yang terbuat dari kaca itu, lalu dengan cepat kami membuka gorden nya dan tak seorang pun ada disana, ini sungguh menakutkan . tak lama kemudian suara berisik dan usil itu muncul lagi membuat kami semakin ketakutan, suara keran air yang berulang-ulang di nyalakan lalu di matikan, serrrrrrrrrrrrrrrttttttttttt (suara keran dinyalakan) begitu berulang-ulang . aku semakin tak karuan, kami benar-benar di kerjain oleh Roh halus itu.
Aku percaya ada yang bisa menolong kami, Tuhan yang maha kuasa. yah, Dia lah satu-satunya pilihan kami, tak ada pilihan lain. Di tengah-tengah ketakutan dan gelisah, Aku mengajak kita semua untuk berdoa dan meminta bantuanNya. Disetiap doa yang kami panjatkan kami meminta maaf atas kesalahan atau kecerobohan kami. namun belom lama kami berdoa kami mendengar suara pintu kamar di buka - tutup berulang-ulang kali ; “ngekkkkkk (suara pintu dibuka) “ngeekkkkkkk (suara pintu ditutup) kami coba tidak fokus ke suara itu, kami fokus kembali berdoa. “Tuhan ada apa ini, kami sangat ketakutan, Tolonhg Bantu kami” batinku bicara demikian. syukur sekali sepertinya doa kami di jawab dan suara- suara aneh itu pun spontan tidak pernah kembali muncul lagi selama sisa waktu yang hanya tinggal 4 jam untuk tidur di malam terakhir itu sampai menunggu pagi datang menyambut.
Malam itu sudah tenang ,semua teman-teman Dion kembali beristirahat. lumayan 4 jam untuk tidur sebelum matahari muncul.  tapi aku tak bisa kembali tidur lagi, benar-benar tidak bisa tidur. pikiranku masih terngiang akan hal tadi. “sebenarnya apa yang terjadi”. gumam ku dalam hati. aku bahkan tidak pernah kepikiran akan mendapat kejadian seperti ini di penginapan ini. humm mimpi apa aku ?
“Kenapa tidak tidur, va? Kamu tidur disini saja, ini aku kasih kamu pake jaket ku biar tidak kedinginan.” (sambil memberikan jaket biru nya yang ada tulisan namanya di jaket itu ) hem… aku sedikit senyum. “Terimakasih Dion.”
“tidurlah” , Dion menyuruhku tidur di karpet yang sudah ia Alaskan dengan sarungnya supaya aku bisa  tidur , dia benar memperhatikan kesehatan ku malam itu,,.. Aku senyum bahagia dalam hati.
Tapi rasa senang yang kurasakan masih tetap kalah dengan rasa aneh dan takut yang kurasakan karena kejadian aneh itu.
Alhasil aku benar-benar tidak tidur sedetikpun, semua teman-teman yang lain termasuk Dion sudah tidur. Hanya aku saja yang belum,.  Aku seperti penjaga malam untuk mereka semua di malam itu.
Aku melihati dion saat tidur, dia lucu sekali saat tidur, bantal guling dipeluknya dengan sangat erat, mungkin dia takut kehilangan….. BANTAL GULING (HEHEHE)
Tak kusadari aku melihati dia terus di saat tidurnya, aku sangat berterimakasih aku diberi kesempatan untuk bertemu bahkan berbicara kepada, dan dia pun begitu memperhatikan ku. Tak banyak yang ku minta tapi aku senang meski kejadian aneh ini bisa membawa ku kepada dia “Dion”
Tak terasa pagi sudah datang dan aku bergegas untuk kembali ke kamar ku di lantai dua.
Pagi sekitar jam 08.00 kita berangkat pulang kembali ke kota. Aku dan pikiranku belum sinkron , selama perjalanan aku berusaha melupakan kejadian-kejadian aneh itu.
Pagi itu aku baru menyadari bahwa aku tidak satu bus dengan Dion , aku berharap aku punya foto berdua dengannya, untuk sebuah kenang-kenangan. Tapi itu tak kudapatkan.
Kami terpisah disaat itu juga, kami beda bus dan saat itu Dion langsung pulang ke rumahnya dan aku tidak sempat memintai nya foto berdua.
aku sangat sedih…
tak lama sekitar dua minggu setelah perpisahan, aku mendapat kabar baik kalau aku akan berkuliah di Jakarta dan semua nya akan ku tinggal. Jujur…aku senang akan belajar di Jakarta, tapi aku sangat sedih tidak bisa pamit dan belom sempat berfoto dengannya untuk terakhir kalinya sebelum kita benar-benar berjauhan.  Dan akhirnya… aku pun pergi ke JAKARTA.
Jakarta pun kini menjadi kota kesibukan ku, disini aku sibuk mencari apa yang ku inginkan untuk mewujudkan impian ku itu. Selama dua minggu aku di Jakarta pikiranku masih terngiang akan kejadian pada waktu itu dan bayangan Dion masih melayang-layang dipikiran ku.
Kalian tahu? Sampai sekarang pun aku tak pernah mendapat kabar Dion ! aku benar-benar merindukannya. Apa kabar Dion disana ya?
-selesai-
Biodata Penulis

Nama Lengkap                        : Eva Marcelina Sinurat
Email                                       : eva.marchelina.sinurat@gmail.com
No hp                                      : 0852 – 7062 – 4102
No WhatsApp                         : 0852 – 7062 – 4102
Alamat Instagram                   : @evamsnrt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Kejadian Aneh Membawa Ku Kepada Dia”

“Kejadian Aneh Membawa Ku Kepada Dia” Malam itu hujan rintik – rintik membasahi tanah, dan bunyinya kedengaran merintik di atas gent...