“Kejadian Aneh Membawa Ku Kepada Dia”
Malam itu hujan rintik – rintik
membasahi tanah, dan bunyinya kedengaran merintik di atas genteng. udara dingin
malam itu menusuk sampai ke tulang-tulang;
Aku, Sarah, Nita dan Esita santai
menikmati secangkir kopi hangat, duduk di teras kamar sambil menikmati rintikan
hujan yang temponya tidak berubah-ubah. Nikmat sekali rasanya menikmati kopi
bareng-bareng sambil ditemani hujan.
”Eh
kamu sedang memikirkan apa”? Sontak Nita menanyakan aku yang larut melamun dari
tadi, “Um.. tidak , aku tidak sedang memikirkan apa-apa, hanya melamun biasa
saja” jawab ku. Aku tidak ingin mereka
tahu, aku sedang memikirkan apa malam itu.
Malam ini adalah malam terakhir kami
Bersama di acara kegiatan perpisahan sekolah ku, SMA Methodist angkatan 2015.
Malam ini tidak ada yang spesial, aku memikirkan seseorang yang mungkin tidak
sedang memikirkan ku. Pikiranku melayang-layang tak tentu arah di bawah
rintikan hujan dan dingin nya malam. Perasaan ku bergejolak tak bisa ku
jelaskan. Aku ingin sekali berbicara kepadanya, menikmati malam terakhir ini
bersamanya sebelum memilih pergi melanjutkan kuliah masing-masing. tapi… tidak
! aku hanya terlalu mengharapkannya.
Berrrrrrrrrr……. Tetiba Nita membuyarkan lamunanku “Va, masuklah, ngapain
sih kamu, hayoo tidur”. Lalu aku sadar dari lamunanku dan berteriak “ah kamu
bikin aku kaget saja”. “Hujannya tidak akan berhenti, besok pagi sekali kita
akan beres-beres dan siap-siap pulang ke kota” kata Nita sahabatku, “ya..
sebentar, nanti aku akan masuk , kamu tidur saja, aku masih ingin menikmati
gelap dan dinginnya malam Nit”. “Oke namun jangan lama-lama va, nanti kamu
masuk angin, dan….. kesambet hantu cinta hiks hiks”. “ih bisa saja lu, ngaco ngana
Nit hehehehe, yaudah nanti aku akan segera tidur.” Ucapku mengakhiri perjumpaan
kami di teras kamar , lalu Nita pergi tidur kembali dan meninggalkan ku
sendirian lagi di teras.
(dalam hayalanku) “mungkin memang bukan
seharusnya seperti yang kuharapkan itu, aku hanya ingin bercerita sedikit
dengannya, aku mengagumi nya sejak duduk di bangku kelas satu. dan ini tahun
ketiga aku masih bersifat sama, masih mengagumi nya. entahlah mengapa aku
begitu padanya.”
“hmmm ah sudahlah aku sudah mengantuk,”
batinku
lalu tak lama kemudian aku pun
meninggalkan teras dan pergi tidur , tidur bareng sahabat-sahabat ku yang sudah
tidur sedari tadi saat aku masih melamun di teras,.
aku sangat senang bisa melewati
tahun-tahun yang indah Bersama sahabat-sahabatku , tapi… aku sangat sedih
sebentar lagi kami akan berpisah untuk melanjutkan langkah hidup kami
selanjutnya, mungkin ada melanjutkan perjuangannya di bangku kuliah, bekerja
atau mungkin menikah hm,.. kalau aku memilih untuk kuliah karena niatku untuk
keliling dunia harus terwujud.
belom lama aku tertidur tiba-tiba……
dringgggggg… dringgggggggg (suara
dering hp ku berbunyi)
tangan ku bergerak meraba raba untuk meraih
handphone ku, tanpa melirik sedikit pun aku langsung mematikannya. tapi ia
terus berdering, mata ku begitu tak ingin terbuka. aku tau aku sangat
mengantuk. Tapi handphone tak mendukung tidur ku. ia masih saja berdering.
akhirnya dengan mata sedikit terbuka aku melihat panggilan yang masuk ke
handphone ku dengan pandangan samar- samar.
DAN .., aku seperti melihat panggilan
dari huruf D lalu,.. yah ! benar ! Dion menelponku.
Jebbbbbbbbbbbb………. Mataku langsung
terbuka dan spontan aku bangun dari tidur ku. tak ku sangka aku akan di telpon
oleh nya, sungguh! entahlah aku seperti merasakan darah ku berhenti mengalir 2
detik dan detak jantungku berdetak semakin cepat, temponya tak beraturan.
Sumpah , aku merasakan hal yang aneh, belom pernah detak jantungku sekencang
ini. aku berdiri di depan kaca , ku lihat wajahku yang senyum-senyum tak karuan.
Aku benar- benar merasakannya.
Dion ngomong setelah aku mengangkat
telponnya ;
Halo… ? Eva, va?
Yaa..h.h kenapa?
Sorry
, Va ini aku Dion, aku… kami.. suaranya
terpenggal-penggal,,
dion, halo, Dion kenapa????
Tiba-tiba telponnya mati,
Aku sedikit bernada tinggi , aku
sedikit panik seperti ada sesuatu terjadi pada nya dan teman-temannya. dalam
keadaan kepanikanku, tetiba handphone yang masih ditanganku berdering kembali,
sesegera mungkin aku mengangkatnya :
Halo??? Va? Sorry
mengganggu ,
Yaa tak apa, ada apa ? apa
yang terjadi, kok suaranya gaduh yah dion?
Tidak
ada apa-apa va, boleh ke kamar 303 va? Sekarang, kami tunggu ya ! (dengan nada ketakutan ) tiba-tiba telpon nya mati
lagi.
Malam itu jam sudah menunjukkan pukul
12.00 , aku merasa seperti ada sesuatu
terjadi di sana, tak pikir panjang aku segera berkemas merapikan rambut ku yang
sudah berantakan karena sudah sempat tidur. Karena mereka meminta ku dan aku pun
segera pergi kesana. tak lama aku sudah hampir menuju kamar 303 dan Celo
sahabat Dion sudah menunggu ku di depan pintu. Masih ku rasakan detak jantungku
yang tidak beraturan, pipiku memerah dan aku sangat grogi , apalagi saat kaki
ku yang melangkah sedikit lagi akan sampai di kamar 303. kenapa aku se-grogi
ini ya? aku … duh ada apa ya? Kenapa Dion menelpon ku, apakah Dion tahu kalau
aku mengaguminya dan ia akan mengutarakan isi hatinya? Gumamku ke GR’an dalam
hati . Saat ketika aku sampai didepan pintu Celo spontan menarik tanganku untuk
masuk dan……… aku terkejut melihat Dion dan teman satu kelas nya IPA 1 berkumpul
di kamar Dion yang sempit dimana kapasitasnya kamar itu hanya untuk dua atau tiga
orang saja. Belom sempat aku melepaskan sendal jepitku dion berkata ;
“Va, maaf kami mengganggu tidur mu dan ada
sesuatu yang ingin katakan karena mungkin kamu bisa membantu kami.”
“Ada apa?” jawab ku aneh
“begini va, awalnya aku dan Celo pergi
membeli pop mie ke sebuah warung di sekitaran hotel ini, tapi kami ceroboh,
disepanjang jalan kami bercerita sambil tertawa-tawa dan sehabis kami tertawa
disepanjang jalan menuju hotel aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh dan
bulu kuduk kami berdiri dan kami ketakukan,
seperti ada mahluk halus mengikuti kami sampai ke kamar ini.” ucap Dion.
Lalu spontan aku tertawa, “lucu yaaaa…
haha”
“Va, kami tidak bercanda” kata Celo
seraya meyakinkan ku. aku tertawa hanya karena aku tak menyangka seorang
laki-laki seperti Dion dan Celo adalah penakut.
Ditengah cerita mereka yang menurut aku
aneh dan tidak masuk akal, tetiba saja “Tokk tokk tokkk” suara pintu diketuk sebanyak 3 kali.
Oh
God…. ! yang benar saja, iman goyah dan
aku benar-benar ketakutan !!! batinku
Aku dan semua yang ada di kamar 303 tiba-tiba
saja merasakan suasana yang mencekam.
Selama 10 menit hal-hal jail dan aneh
menakut-nakuti kami, mungkin roh halus itu marah kepada Dion dan Celo oleh
karena mereka tidak menjaga sikapnya.
Bunyi-bunyian yang aneh semakin
menjadi-jadi, akupun tak bisa mengontrol diriku. Bayangkan saja ketika pintu
diketok lalu kami membuka nya ASTAGA tak seorang pun berdiri didepan pintu itu,
sungguh menyeramkan, dan seperti ada
seseorang mengetuk jendela kamar yang terbuat dari kaca itu, lalu dengan cepat
kami membuka gorden nya dan tak seorang pun ada disana, ini sungguh menakutkan
. tak lama kemudian suara berisik dan usil itu muncul lagi membuat kami semakin
ketakutan, suara keran air yang berulang-ulang di nyalakan lalu di matikan,
serrrrrrrrrrrrrrrttttttttttt (suara keran dinyalakan) begitu berulang-ulang .
aku semakin tak karuan, kami benar-benar di kerjain oleh Roh halus itu.
Aku percaya ada yang bisa menolong
kami, Tuhan yang maha kuasa. yah, Dia lah satu-satunya pilihan kami, tak ada
pilihan lain. Di tengah-tengah ketakutan dan gelisah, Aku mengajak kita semua
untuk berdoa dan meminta bantuanNya. Disetiap doa yang kami panjatkan kami
meminta maaf atas kesalahan atau kecerobohan kami. namun belom lama kami berdoa
kami mendengar suara pintu kamar di buka - tutup berulang-ulang kali ; “ngekkkkkk
(suara pintu dibuka) “ngeekkkkkkk (suara pintu ditutup) kami coba tidak fokus
ke suara itu, kami fokus kembali berdoa. “Tuhan ada apa ini, kami sangat
ketakutan, Tolonhg Bantu kami” batinku bicara demikian. syukur sekali
sepertinya doa kami di jawab dan suara- suara aneh itu pun spontan tidak pernah
kembali muncul lagi selama sisa waktu yang hanya tinggal 4 jam untuk tidur di
malam terakhir itu sampai menunggu pagi datang menyambut.
Malam itu sudah tenang ,semua
teman-teman Dion kembali beristirahat. lumayan 4 jam untuk tidur sebelum
matahari muncul. tapi aku tak bisa
kembali tidur lagi, benar-benar tidak bisa tidur. pikiranku masih terngiang
akan hal tadi. “sebenarnya apa yang terjadi”. gumam ku dalam hati. aku bahkan
tidak pernah kepikiran akan mendapat kejadian seperti ini di penginapan ini. humm
mimpi apa aku ?
“Kenapa tidak tidur, va? Kamu tidur
disini saja, ini aku kasih kamu pake jaket ku biar tidak kedinginan.” (sambil
memberikan jaket biru nya yang ada tulisan namanya di jaket itu ) hem… aku
sedikit senyum. “Terimakasih Dion.”
“tidurlah” , Dion menyuruhku tidur di karpet
yang sudah ia Alaskan dengan sarungnya supaya aku bisa tidur , dia benar memperhatikan kesehatan ku
malam itu,,.. Aku senyum bahagia dalam hati.
Tapi rasa senang yang kurasakan masih
tetap kalah dengan rasa aneh dan takut yang kurasakan karena kejadian aneh itu.
Alhasil aku benar-benar tidak tidur
sedetikpun, semua teman-teman yang lain termasuk Dion sudah tidur. Hanya aku
saja yang belum,. Aku seperti penjaga
malam untuk mereka semua di malam itu.
Aku melihati dion saat tidur, dia lucu
sekali saat tidur, bantal guling dipeluknya dengan sangat erat, mungkin dia
takut kehilangan….. BANTAL GULING (HEHEHE)
Tak kusadari aku melihati dia terus di
saat tidurnya, aku sangat berterimakasih aku diberi kesempatan untuk bertemu
bahkan berbicara kepada, dan dia pun begitu memperhatikan ku. Tak banyak yang
ku minta tapi aku senang meski kejadian aneh ini bisa membawa ku kepada dia
“Dion”
Tak terasa pagi sudah datang dan aku
bergegas untuk kembali ke kamar ku di lantai dua.
Pagi sekitar jam 08.00 kita berangkat
pulang kembali ke kota. Aku dan pikiranku belum sinkron , selama perjalanan aku
berusaha melupakan kejadian-kejadian aneh itu.
Pagi itu aku baru menyadari bahwa aku
tidak satu bus dengan Dion , aku berharap aku punya foto berdua dengannya,
untuk sebuah kenang-kenangan. Tapi itu tak kudapatkan.
Kami terpisah disaat itu juga, kami
beda bus dan saat itu Dion langsung pulang ke rumahnya dan aku tidak sempat
memintai nya foto berdua.
aku sangat sedih…
tak lama sekitar dua minggu setelah
perpisahan, aku mendapat kabar baik kalau aku akan berkuliah di Jakarta dan
semua nya akan ku tinggal. Jujur…aku senang akan belajar di Jakarta, tapi aku sangat
sedih tidak bisa pamit dan belom sempat berfoto dengannya untuk terakhir
kalinya sebelum kita benar-benar berjauhan. Dan akhirnya… aku pun pergi ke JAKARTA.
Jakarta pun kini menjadi kota kesibukan
ku, disini aku sibuk mencari apa yang ku inginkan untuk mewujudkan impian ku
itu. Selama dua minggu aku di Jakarta pikiranku masih terngiang akan kejadian
pada waktu itu dan bayangan Dion masih melayang-layang dipikiran ku.
Kalian tahu? Sampai sekarang pun aku
tak pernah mendapat kabar Dion ! aku benar-benar merindukannya. Apa kabar Dion
disana ya?
-selesai-
Biodata Penulis
Nama
Lengkap : Eva
Marcelina Sinurat
Email
: eva.marchelina.sinurat@gmail.com
No
hp :
0852 – 7062 – 4102
No
WhatsApp : 0852 –
7062 – 4102
Alamat
Instagram : @evamsnrt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar